Kamis, 24 Februari 2011

Sejarah Premanisme dan Perkembangannya di Indonesia

Arti premanisme menurut bahasa. Beberapa saat yang lalu kita sering melihat di televisi tentang penangkapan para preman-
preman di berbagai kota. Nama preman di anggap sebagai orang yang meresahkan
masyarakat. Sebenarnya apa sih premanisme?Premanisme (berasal dari kata bahasa
Belandavrijman = orang bebas, merdeka danisme = aliran) adalah sebutan pejoratif yang
sering digunakan untuk merujuk kepada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan
penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain. Atau dalam bahasa
Inggris “freeman” yang artinya manusia bebas. Di beberapa kamus bahasa Indonesia
akan kita temukan paling tidak 3 arti kata preman, yaitu: 1. swasta, partikelir, non
pemerintah, bukan tentara, sipil. 2. sebutan orang jahat (yang suka memeras dan melakukan kejahatan) 3. kuli yang bekerja menggarap sawah. Namun khusus kata premanisme, dipakai untuk arti kata yang kedua, yaitu sifat-sifat seperti orang yang suka memeras dan melakukan kejahatan, bisa juga disebut sifat semau gue. Fenomena preman di Indonesia mulai berkembang hingga sekarang pada saat ekonomi
semakin sulit dan angka pengangguran semakin tinggi. Akibatnya kelompok masyarakat
usia kerja mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, biasanya melalui
pemerasan dalam bentuk penyediaan jasa yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Contoh:
• Preman di terminal bus yang memungut pungutan liar dari supir-supir, yang bila
ditolak akan berpengaruh terhadap keselamatan supir dan kendaraannya yang
melewati terminal.
• Preman di pasar yang memungut pungutan liar dari lapak-lapak kaki lima, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap dirusaknya lapak yang bersangkutan.
Sering terjadi perkelahian antar preman karena memperebutkan wilayah garapan yang
beberapa di antaranya menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Preman di Indonesia makin lama makin sukar diberantas karena ekonomi yang semakin
memburuk dan kolusi antar preman dan petugas keamanan setempat dengan mekanisme
berbagi setoran.Dengan adanyakongkalikong dengan para petugas , para preman dapat
melenggang dengan bebas.
Premanisme Sudah Marak sejak Zaman Jawa Kuno Dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV di Cipanas, 1986, dibahas oleh Boechari
(alm)seorang epigraf (tulisan kuno) tentang dunia perbanditan melalui data prasasti.
Fenomena kekerasan dalam masyarakat Jawa kuno dapat diketahui melalui kajian
arkeologi dari sumber-sumber tertulis berupa prasasti, lontar, dan naskah-naskah. Adapun
penggambaran dalam beberapa panil relief candi terdapat di Candi Mendut di Jawa
Tengah serta Candi Surawana dan Rimbi di Jawa Timur.
Pemerintah kini sedang disibukkan oleh ulah para preman yang sering mengganggu
ketenteraman dan segala bentuk ketidaknyamanan bagi masyarakat. Polisi sebagai
pengayom masyarakat harus bekerja keras dan menumpas habis segala bentuk kejahatan.
Namun, usaha itu akan sia-sia jika tidak didukung sepenuhnya oleh masyarakat.
Gambaran ini juga terjadi pada masa pemerintahan kerajaan besar seperti Sriwijaya,
Kediri, Singosari, dan Majapahit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar